Selamat Datang Di Blog Anjas Maryo

Kamis, 21 Oktober 2010

Sosialisasi Lingkungan Hidup Usia Dini

Menteri Negara Lingkungan Hidup, Rahmat Witoelar, dalam sambutan tertulis peringatan hari lingkungan hidup sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni 2008, mengingatkan kita bahwa pencemaran dan perusakan lingkungan yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia akhir-akhir ini telah menyebabkan bencana lingkungan, seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, dll. Oleh sebab itu upaya penyelamatan lingkungan sudah mendesak untuk dilakukan dan dibutuhkan perubahan perilaku seluruh komponen masyarakat dan dunia usaha yang lebih ramah lingkungan.

Tema hari lingkungan hidup sedunia yang diangkat oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup di Indonesia adalah “Ubah Perilaku dan Cegah Pencemaran Lingkungan”. Dalam rangka mengimplementasikan tema tersebut maka upaya perubahan perilaku harus didorong sedini mungkin.
Oleh sebab itu, pemberian wawasan mengenai lingkungan hidup kepada generasi penerus sejak usia dini sangat penting artinya dalam membentuk perilaku masyarakat yang mencintai dan menjaga lingkungan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah dengan melakukan sosialisasi lingkungan hidup ke berbagai sekolah yang merupakan lembaga pendidik kader generasi penerus bangsa.

Sosialisasi LH Usia Dini

Bapedalda Propinsi Kepulauan Bangka Belitung bekerjasama dengan Bapedalda dan Dinas Pendidikan Kabupaten Belitung telah menyelenggarakan sosialisasi lingkungan hidup bagi anak usia dini. Kegiatan tersebut dilaksanakan bagi siswa-siswi tingkat taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar di seluruh wilayah Kabupaten/Kota di Propinsi Kep. Bangka Belitung. Lokasi sekolah tempat penyelenggaraan sosialisasi untuk Kabupaten Belitung adalah TK Asoka dan SD Negeri 21 Tanjungpandan.

Pada hari pertama (Selasa, 3 Juni 2008), kegiatan sosialisasi digelar di TK. Asoka dengan jumlah siswa-siswi ± 50 orang beserta para guru. Pemutaran film kartun bertema lingkungan hidup mengawali acara, dan dilanjutkan dengan kata sambutan dari Paryanta, S.Pd mewakili Kepala Dinas Pendidikan dan Zuni Fauziah, MT mewakili Kepala Bapedalda. Materi sosialisasi yang bertemakan lingkungan kita, air, tanah, dan udara disampaikan dengan sangat komunikatif oleh Ibu Erin, fasilitator dari Bapedalda Propinsi.
Antusiasme para siswa terlihat jelas karena penyampaian materi yang dikemas menarik dan pola penyampaian narasumber yang interaktif dan sangat komunikatif dengan audiensnya. Terlebih dengan adanya pemberian berbagai hadiah menarik bagi anak-anak yang berani memberikan jawaban atas pertanyaan narasumber menambah kehebohan ruangan kelas tempat sosialisasi berlangsung.

Selain itu, para siswa juga diajak untuk lebih mencintai lingkungan dengan diajak untuk bermain oleh fasilitator dalam permainan “menanam tanaman hias dalam pot”. Masing-masing siswa mendapatkan 1 buah pot yang ditempeli stiker bertuliskan nama siswa sehingga masing-masing siswa dituntun untuk ikut bertanggungjawab atas
Pada hari kedua (Rabu, 4 Juni 2008), kegiatan yang sama dilakukan di SD Negeri 21 Tanjungpandan. Acara diikuti oleh ± 60 orang siswa-siswi kelas I & II, beserta para guru yang ikut mendampingi. Seperti hari pertama, kegiatan pada hari kedua ini diawali dengan pemutaran film kartun bertema lingkungan tentang banjir dan si acil, dilanjutkan sambutan oleh Paryanta, S.Pd (Dindik) dan Mardi Smolik, M.Si (Bapedalda).

Sangat disayangkan sekali acara sosialisasi hari kedua ini terganggu dengan pemadaman aliran listrik bergilir yang terjadi di SDN 21 Tanjungpandan, sehingga materi interaktif yang telah disusun tidak dapat ditayangkan kepada audiens. Akan tetapi kepiawaian Fasilitator Bapedalda Propinsi, Ibu Erin, mampu memikat hati para siswa untuk tetap fokus pada materi dan berbagi pengetahuan dan pengalaman sehari-hari mengenai lingkungan hidup sekitar.
Para siswa terlihat sangat antusias mengikuti kata-demi kata yang terlontar dari pita suara fasilitator kita, terlebih dengan adanya hadiah bagi siswa yang berani menjawab pertanyaan maupun memberikan tanggapannya tentang lingkungan. Penyampaian materi yang menarik, komunikatif, dan permainan menanam tanaman yang interaktif mampu melenakan para siswa sehingga tidak terasa waktu 2 jam begitu cepat berlalu.

Tidak terasa waktu telah menunjukkan pukul 12.00 WIB dan materi sosialisasi telah disampaikan seluruhnya, dan sekarang saatnya bagi tim fasilitator dari Bapedalda Propinsi dan pendamping dari Kabupaten Belitung undur diri. Sebelum tim sosialisasi berpamitan, Ibu Erin mewakili Tim Propinsi menyerahkan materi dan bahan ajar lingkungan hidup bagi anak-anak dan dana stimulan bagi perawatan tanaman hias kepada Kepala SDN 21 Tanjungpandan. Seraya berpamitan, Ibu Erin juga berharap bahwa program ini dapat didukung dan dilanjutkan oleh Pemerintah Kabupaten Belitung melalui program-program pemerintah daerah. Dan tidak lupa pula, Ibu Erin dan rekan-rekannya membagikan kenang-kenangan berupa alat tulis bagi seluruh siswa yang telah mengikuti kegiatan sosialisasi.
 
Sumber : Mardi Smolik, M.Si

Sosialisme Indonesia

Di tengah kekacauan situasi politik, ekonomi, sosial, hukum, keamanan di Indonesia, segalanya menjadi tidak pasti kecuali satu hal; bahwa sebagai kaum Sosialis sudah seharusnya berdiri secara pasti di atas keyakinan dan kekuatan diri sendiri bersama kelas-kelas tertindas yang berjejalan di negeri ini.
Sudah terlampau pekat mistik dan perjudian nasib dalam kehidupan massa rakyat kita. Sudah ratusan ribu mimpi-mimpi kosong tak bertemu kenyataan. Dan segala macam mistik tak perlu ditambah lagi. Biarpun wabah ini merambah ke dunia pergerakan politik, namun tidak bagi kaum Sosialis, tentunya. Memang, beberapa elemen kiri di Indonesia banyak yang bergerak dengan kaki gemetaran karena takut sebab tidak percaya pada kekuatan diri sendiri. selanjutnya mereka perlu menghiba dan meminta suaka perlindungan kepada elite berkuasa atau kekuatan-kekuatan besar yang bisa diminta. namun segala jaminan perlindungan akan keselamatan pergerakan yang bertopang pada kekuatan bukan dirinya sendiri tentu saja bersifat gambling alias berjudi. Ketergantungan inilah yang berbahaya bila sudah mempertautkan massa rakyat kelas tertindas. Ada banyak pelajaran dari sejarah yang meletakkan pilihan yang salah dari sesama kaum kiri yang tanpa banyak perhitungan berkoalisi dengan kekuatan reaksioner.
Untuk menerangi jalan kepastian Sosialisme itulah blog kecil DIREKSI DUNIA SOSIAL hadir dengan optimisme bahwa kami akan berseru dari dan untuk kaum marhaen, proletar dan kaum muda revolusioner di negeri ini yang mencita-citakan dan memperjuangkan Kemerdekaan Sejati Menuju Sosialisme Indonesia. 

sumber : 

Sosialisme Indonesia

Media Sosial “Online” Sebagai Bagian Kehidupan Kedua

Hal yang paling menarik dalam beberapa tahun belakangan ini setelah tahun milenium adalah munculnya beberapa fenomena media sosial online yang menjadi sebuah komunitas untuk membentuk sebuah kehidupan dalam dunia maya menjadi pelengkap dalam media sosial kehidupan nyata. Banyak hal yang terjadi dalam keunikan dunia media baru yang muncul satu persatu seperti Friendster, Facebook ataupun Blog. Saya menyebut media sosial ini menjadi media kedua setelah media sosial kehidupan kedua , karena kini manusia menjadi lebih mencintai waktunya di alam maya kebanding alam nyata. Walau tidak sepenuhnya sih.. hehehe
Media sosial kini berkembang menjadi sangat pesat dan pastinya mempengaruhi sikap dan pandangan orang lain terhadap siapa yang ia ingin tau. Dulu, bila kita ingin berkenalan dengan seseorang? Rasanya bila kita ingin mencari tahu orang itu, kita hanya memiliki sedikit cara yaitu mendekati sahabat-sahabat disekitarnya. Tentunya, itu akan membuat isi hati kita diketahui sehingga timbul rasa malu. Tapi kini, dengan media sosial online, kita akan lebih menjadi dekat dengan siapapun tanpa batas. Walau hanya sekedar untuk melihat wajah-wajah di foto sang yang kita cari tapi dari personal profil yang ditulis oleh orang itu, rasanya kita sudah bisa membaca apa kegiatan dan kesukaannya.
Tentu saja itu menjadi modal yang unik untuk memuaskan hal pribadi kita akan seseorang. Tapi, adalagi, hal lain yang lahir dari media sosial online yang juga bisa menjadi suara rakyat andai kata media itu digunakan sebagai alat untuk menjalin kekuatan menolak ketidakadilan ataupun mendukung sosok yang terziromi(tersakiti). Masih ingat kan kasus Prita sari ataupun kriminalisasi ketua KPK yang menimbulkan dukungan secara luas yang membuat suara media Sosial begitu kuatnya hingga akhirnya suara itu menjadi dukungan yang membuat Pemerintah kita lebih berhati-hati karena tidak lanjut yang tidak adil menjadi sorotan dan diperhatikan.
Media Sosial unik juga bisa melahirkan beberapa bintang-bintang yang instant semacam Duet Keong racun Sinta dan Jojo ataupun penulis aktif di media sosial Blog yang memang sejak awal menjalin pembaca seperti Agnes Davonar menjadi sukses sebagai penulis terkenal. Buat saya kedunya adalah orang-orang yang beruntung terlahir dari media sosial online dengan kegigihan dan keinginan menunjukkan media sosial bisa menjadi bagian dimana mereka mendapatkan uang secara Cuma-Cuma tapi ditambah populalitas yang unik karena berawal dari media sosial online menjadi media masyarakat luas.
Tapi jangan senang dulu dengan popularitas, ada juga yang gara-gara media sosial malah celaka dan berakhir di rumah prodeo (penjara), masih ingat juga kasus penghinaan seorang mantan kekasihnya di situs jejaring sosial yang membawa kemarahan sang kekasih kemudian melaporkan tulisan itu ke Polisi dan berakhir dengan hukuman penjara untuk sang penghina. Nah, itu juga sebuah pelajaran buat kalian kalau ingin melakukan sesuatu di dunia maya, karena saat ini Pemerintah juga sudah memiliki undang-undang untuk tindakan kejahatan yang sebenarnya menurut saya melanggar kebebasan, ya ngomong-ngomong kebebasan berbicara, kita lebih baiklah di banding negara-negara otoriter lain yang konon melarang rakyatnya bersuara lewat media apapun termasuk media sosial online.
Media sosial sebagai bagian kehidupan adalah periode hidup yang akan menjadi generasi ketiga peradaban manusia, setalah manusia menikmati media televisi dan media cetak. Saya percaya kelak manusia akan melahirkan inovasi lebih tinggi setelah media sosial online, siapa tau kelak muncul media sosial kehidupan nyata yang semuanya dimulai dari media sosial sehingga semua kegiatan dilakukan tanpa perlu kemana-mana cukup lewat laptop di depan kita. Well.. saya sendiri penggila media sosial dan yakin kalian adalah satu satu orang yang menggilai media sosial.

Harapan saya tentu saja mari kita gunakan media sosial menjadi media kebaikan yang berguna untuk menunjang hidup kita, bukan untuk melakukan media keburukan, karena seperti kehidupan kadang kala segala sesuatu dapat diputarbalikan menjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuannya. Saya hanya satu diantara orang yang beruntung menjadi lebih berguna dengan kerterbatasan saya karena adanya media sosial dalam kehidupan, kini walau saya tak bisa melangkah jauh karena kondisi fisik yang tidak mendukung, saya memiliki media sosial sebagai suara saya untuk menyampaikan pesan atau pendapat saya kepada teman-teman ataupun sekedar shering tulisan ini di media online,.
Demikian pandangan saya tentang media sosial, semoga berguna dan bermanfaat untuk kalian semua,

sumber : Kompasiana

Kehidupan Sosial Informasi

Penulis paper ini mereview mengenai "Kehidupan Sosial Informasi" karya John Seely Brown dan Paul Duguid yang memfokuskan pada pembahasan dampak teknologi terhadap masyarakat. Buku tersebut dianggap sebagai salah satu buku paling penting yang dirilis dengan topik teknologi dan bisnis. "Kehidupan sosial informasi menganalisa beberapa aspek mengenai zaman informasi, menggali bagaimana teknonolgi membuat masyarakat gagal dan menawarkan beberapa strategi peningkatannya. Penulis menyadari bahwa buku tersebut bukan studi ilmiah, tetapi lebih sebuah sintesa mengenai informasi. Paper ini menekankan pada argumen penulis yang mengatakan bahwa teknologi tidak akan dapat secara mendasar mengubah masyarakat manusia sebagaimana dikemukakan oleh beberapa orang. Paper ini membahas betapa sebenarnya kemajuan zaman informasi tidak dapat diandalkan, sementara janji-janji masa depan yang lebih mudah ternyata tidak terealisasi. Paper ini juga membahas bagaimana masyrakat merespon perkembangan teknologi, dan kenyataannya, meskipun teknologi sangat maju, situasi sebenarnya masih benar-benar sama seperti 10,000 tahun yang lalu.